LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIKA TANAH
SAMPEL TANAH LIAT

Oleh :
Kelompok 2
1.
I Nengah Kariasa 1305105010
2.
Anand Mendra
Daniel B. 1305105047
3.
Dwi Cahya Halim 1305105048
4.
Isnaini 1305105053
5.
Umu Sa’adah 1305105054
6.
Lilik Handayani 1305105055
7.
Erna Ismawati 1305105072
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang telah memberikan kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan laporan praktikum fisika tanah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Ucapan
terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada semua yang telah berpartisipasi dan
membantu kami dalam pembuatan laporan ini. Khususnya kepada para dosen
pembimbing dalam praktikum yang telah mengarahkan dan membimbing kami dalam
melaksanakan praktikum.
Penyusunan laporan ini sangat jauh
dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan
demi memperbaikai laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya
dan pembaca pada saat ini dan di masa yang akan datang.
Denpasar,
30 November 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL………………………………..……………………………………
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………..
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang…………………………………………………………….
1.2.Rumusan
Masalah………………………………………………………….
1.3.Tujuan
Praktikum………………………………………………………….
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Berat Volume
Tanah…………………………………………………………..
2.2. Berat Jenis Partikel
Tanah…………………………………………………….
2.3. Porositas
Tanah………………………………………………………………..
2.4. Permeabilitas
Tanah…………………………………………………………..
2.5. Tekstur
Tanah………………………………………………………………...
BAB
III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Penentuan Berat Volume……………………………………………………..
3.2. Penentuan Berat Jenis
Partikel……………………………………………….
3.3. Penentuan
Permeabilitas……………………………………………………..
3.4. Penentuan Tekstur Tanah dengan
Metode Pipet…………………………….
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil………….…………………………………………………………..
4.2. Pembahasan………………………………………………………………
BAB
V PENUTUP
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………
5.2. Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah seperti kita telah ketahui tesusun dari bahan
anorganik (mineral) dan bahan organik. Selain kedua bahan tersebut di dalam
massa tanah terdapat dua bahan lainya yaitu air dan udara. Dengan demikian
dapat pla kita katakana bahwa tanah terdiri dari 3 fase yaitu fase padat, cair
dan gas. Fase padat yaitu bahan mineral dan bahan organik menempati 50% volume
tanah, sedangkan sisanya yang berupa rang pori-pori tanah ditempati oleh fase
cair dan gas yang perbandinganya selalu beubah- ubah tergantung pada musim dan
cara pengelolaan tanah. Adapn perandingan bahan mineral dan bahan organik juga
bervariasi. Pada tanah mineral jumlah bahan mineral lebih besar daripada bahan
organik, tetapi pada tanah organik terjadadi sebaliknya.
Sifat-sifat fisika tanah adalah sifat-sifat tanah
yang ditentukan oleh bahan penyusunya. Sifat-sifat fiska tanah ini sangat
penting untuk anada ketahui, karena memiliki pengarh yang besar terhadap
pertumbuhan dan prodksi tanaman yang tumbuh di ats tanah tersebut. Sifat-sifat
fisika tanah mempengaruhi ketersediaan air di daam tanah, menentukan penetrasi
(penembusan) akar di dalam tanah, sifat drainase dan aerasi tanah, serta
ketersediaan nsur-nsur hara tanaman. Sifat-sifat fisika tanah juga mempengaruhi
sifat-sifat kimia dan biologi tanah.
1.2.Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana berat volume tanah pada tanah
liat?
2.
Bagaimana berat jenis partikel tanah
pada tanah liat?
3.
Bagaimana porositas tanah pada tanah
liat?
4.
Bagaiman permeabilitas tanah pada tanah
liat?
1.3.Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui berat volume tanah pada tanah liat
2. Untuk
mengetahui berat jenis partikel tanah pada tanah liat
3. Untuk
mengetahui porositas tanah pada tanah liat
4. Untuk
mengetahui permeabiliatas tanah pada tanah liat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Berat Volume Tanah
Berat
volume adalah menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume
tanah termasuk volume pori pori tanah. Bulk density = berat tanah kering/
volume tanah. BD merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah,
makin tinggi bulk density yang berarti makin sulit meneruskan air dan akar
tanaman. Pada umumnya BD berkisar dari 1,1-1,6 gr/cc.
Faktor yang
Mempengaruhi Berat Volume Tanah :
Ø Struktur
Tanah
Tanah yang mempunyai
struktur yang mantap (lempeng) mempunyai (BD) yang lebih tinggi daripada tanah
yang mempunyai struktur yang kurang mantap (remah).
Ø PengolahanTanah
Jika suatu tanah sering
diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi daripada tanah yang
dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik akan meanghasilkan tanah
yang baik pula.
Ø Bahan
Organik
Jika didalam tanah
tersebut banyak ditemukan bahan organik tanah tersebut memiliki Berat Isi lebih
banyak disbanding tanah yang tidak terdapat bahan organik. Jadi bahan organik
sebanding lurus dengan bobot isi.
Ø Agregasi
Tanah
Agregasi merupakan
proses pembentukan agregrat-agregrat tanah dengan terbentuknya agregat-agregat
itu, tanah menjadi berpori-pori, sehingga tanah menjadi gembur, dapat menyimpan
dan mengalirkan udara dan air. Agregat tanah memiliki ukuran yang lebih besar
daripada partikel-partikel tanah.
2.2. Berat Jenis Partikel Tanah
Berat
jenis partikel dari suatu tanah memperlihatkan kerapatan dari partikel secara
keseluruhan. Hal ini menunjukkan perbandingan massa total dari partikel padatan
dengan total volume dan tidak termasuk ruang pori diantara partikel (termasuk
berat air dan udara).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi berat jenis partikel yaitu kadar air, tekstur tanah, struktur
tanah, bahan organik, dan topografi. Kadar air mempengaruhi volume kepadatan
tanah, dimana untuk mengetahui volume kepadatan tanah dipengaruhi oleh tekstur
dan struktur tanah, sebab tanpa adanya pengaruh kadar air maka proses berat
jenis partikel tidak berlangsung, karena air sangat mempengaruhi volume
kepadatan tanah. Dapat dikatakan bahwa berat jenis partikel berbanding terbalik
dengan kadar air. Hal ini terjadi jika suatu tanah memiliki tingkat kadar air
yang tinggi dalam menyerap air tanah, maka artinya pori-pori di dalam tanah
besar (kepadatan tanah rendah) sehingga tanah yang memiliki pori besar akan
lebih mudah memasukkan air di dalam agregat tanah.
Selanjutnya
volume padatan tanah tersusun oleh fraksi pasir, liar, dan debu sehingga untuk
mengetahui volume padatan tanah tertentu dipengaruhi oleh tekstur dan struktur
tanah. Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan
butir tanah. Semakin banyak kandungan bahan organik yang terkandung dalam
tanah, maka makin kecil nilai berat jenis partikelnya. Karena, berbeda dengan
berat volume, pada pengukuran berat jenis partikel massa bahan organik dan
anorganik diperhitungkan sebagai massa padatan tanah.
Penurunan berat jenis partikel terjadi karena dalam
volume yang sama, bahan organik memiliki berat yang lebih kecil daripada benda
padat tanah mineral yang lain. Sehingga jumlah bahan organik dalam tanah
mempengaruhi kerapatan butir. Akibatnya tanah permukaan kerapatan butirnya
lebih kecil daripada sub soil. Top soil banyak mengandung bahan organik dan
kerapatan butirnya sampai 2,4 gr/cc atau bahkan lebih rendah dari nilai itu.
Penentuan
berat jenis partikel penting apabila diperlukan ketelitian pendugaan ruang pori
total atau porositas. Untuk menghitung porositas kita harus mengetahui berat
volume dan berat jenis partikelnya terlebih dahulu. Porositas merupakan volume
seluruh pori-pori dalam suatu volume tanah utuh dimana porositas terdiri dari
ruang diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara
agregat-agregat tanah.
2.3. Porositas Tanah
Porositas
adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu
volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator
kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanh yang cukup
mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang
secara leluasa , sebaliknya jika tanah tidal poreus (Hakim ,1996)
Tanah
tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga atau pori
di antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau seluruhnya
dengan air atau zat cair lainnya. Rongga-rongga tanah yang tidak terisi oleh
air atau zat cair akan terisi oleh udara atau bentuk lain dari gas. Sifat-sifat
mekanis penting tanah, seperti kekuatan (strength) dan pemampatan
(compressibility), secara langsung berhubungan dengan atau paling tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar seperti rapat masa (density), berat volume
(unit weight), angka pori (void ratio), dan derajat kejenuhan(degree of
saturation).
Porositas
tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air berkaitannya dengan tingkat
kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air,
maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air
maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar.
Tanah
yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran
tanaman mudah untuk menembus tanah dalam mencari bahan organik. Selain itu
tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan
air. Tetapi jika porositasnya terlalu
tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke
lapisan berikutnya. Tanah seperti ini
kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah.
Pori-pori
tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah,
pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : (1) pori makro atau pori besar ; (2)
pori meso atau pori sedang ; dan (3) pori mikro atau pori kecil.
Pori
tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori
mikro, pori meso ataupun pori
makro. Sebaliknya pada keadaan kering,
pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur
atau remah dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur
lempung, umumnya mempunyai porositas yang besar. Porositas perlu diketahui
karena merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994).
Pori
tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar
ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah persentase volume
tanah yang ditempati butiran padat.
(Pairunan, dkk, 1985).
Faktor
porositas tanah dikendalikan oleh tekstur tanah, struktur, dan kandung-an bahan
organik. Pada KU dengan porositas tanah tinggi terlihat adanya kandungan unsur
pasir dalam tekstur tanah (KU II, III, V, VI, dan VIII). Pada tanah berpasir,
porositas tanah didominasi oleh pori makro yang berfungsi sebagai lalu lintas
air sehingga infiltrasi meningkat. Sedangkan pada tanah berlempung, pori mikro
lebih berperan dan daya hantar airnya rendah sehingga infiltrasi menurun (Soepardi,
1983 dalam Hidayah et al., 2001).
Bahan
organik dan liat bagi agregat tanah berfungsi sebagai pengikat untuk kemantapan
agregat tanah. Aktivitas akar tanaman menambah jumlah pori-pori tanah sehingga
perkolasi semakin membaik. Selain itu,
melalui retakan-retakan yang terbentuk oleh aktivitas akar tanaman secara tidak
langsung melalui ikatan mekanis atau biologis dan kimia oleh hu-mus dapat
memantapkan agregat tanah, akibatnya laju infiltrasi menjadi meningkat
(Hairiah, 1996 dalam Hidayah et al., 2001). Semakin tinggi kandungan bahan
organik dalam tanah, kondisi fisik tanah menjadi lebih baik bagi laju penurunan
air ke dalam tanah.
Kenaikan
kapasitas infiltrasi tanah tersebut disebabkan ke-naikan kandungan bahan
organik tanah yang meningkatkan porositas tanah sehingga lebih memantapkan
struktur dan tekstur tanah serta perkembangan biota tanah permukaan. Kondisi
tersebut me-nyebabkan terjadinya perbaikan sifat fisik tanah termasuk
peningkatan kapasitas in-filtrasinya.
2.4. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas
adalah kecepatan masuknya air pada tanah dalam keadaan jenuh. Penetapan
permeabilitas dalam tanah baik vertial makupun horizontal sangat penting
peranannya dalam pengelolaan tanah dan air. Tanah-tanah yang mempunyai
kecepatan permeabilitas lambat, diinginkan untuk persawahan yang membutuhkan
banyak air. Perkiraan kebutuhan air bagi tanaman memerlukan
pertimbangan-pertimbangan kehilangana air dari tanah melalui rembesan ke bawah
dan ke samping. Selain itu bagi daerah berdrainase buruk atau tergenang memerlukan
data kecepatan permeabilitas tanah agar perencanaan fasilitas drainase dapat
dibuat untuk dapat menyediakan jumlah air dan udara yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. ( Santun dkk, 1980 )
Permeabilitas
berhubungan erat dengan drainase. Mudah tidaknya air hilang dari tanah
menentukan kelas drainase tanah tersebut. Air dapat hilang dari permukaan tanah
maupun melalui peresapan tanah. Berdasarkan atas kelas drainasenya, tanah
dibedakan menjadi kelas drainase terhambat sampai sangat cepat. Keadaan
drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh.
1. Permeabilitas
(KHJ) adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri tanah itu sendiri
yang menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan zat tertentu melalui
pori- porinya.
2. Permeabilitas
tanah, merupakan pengaruh pada lapisan yang kedap, serta mempengaruhi ketebalan
dan nisbah bentotit, itu semua yang sangat menentukan permeabilitas tanah.
Ø Faktor-faktor
yang mempengaruhi permeabilitas
a. Tekstur
tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan
antara pasir, liat, dan debu yang menyusun suatu tanah. Tekstur sangat berpengaruh
pada permeabilitas. Apabila teksturnya pasir maka permeabilitas tinggi, karena
pasir mempunyai pori-pori makro. Sehingga pergerakan air dan zat-zat tertentu
bergerak dengan cepat.
b. Struktur
tanah
Struktur tanah adalah agregasi
butiran primer menjadi butiran sekunder yang dipisahkan oleh bidang belah
alami. Tanah yang mempunyai struktur mantap maka permeabilitasnya rendah,
karena mempunyai pori-pori yang kecil. Sedangkan tanah yang berstruktur lemah,
mempunyai pori besar sehingga permeabilitasnya tinggi.
c. Porositas
Permeabilitas tergantung pada
ukuran pori-pori yang dipengaruhi oleh ukuran partikel, bentuk partikel, dan
struktur tanah. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin rendah permeabilitas.
d. Viskositas
cairan
Viskositas merupakan kekentalandari
suatu cairan. Semakin tinggi viskositas, maka koefisien permeabilitas tanahnya
akan semakin kecil.
e. Gravitas
Gaya gravitasi berpengaruh pada
kemampuan tanah untuk mengikat air. Semakin kuat gaya gravitasinya, maka
semakin tinggi permeabilitanya.
f. BI
dan BJ
Jika BI tinggi, maka kepadatan
tanah juga tinggi, sehingga permeabilitasnya lambat atau rendah.
Ø Faktor-faktor
yang di pengaruhi permeabilitas
a. Infiltrasi
Infiltrasi kemampuan
tanah menghantar partikel. Jika permeabilitas tinggi maka infiltrasi tinggi.
b. Erosi
Erosi perpindahan massa
tanah,jika permeabilitas tinggi maka erosi rendah.
c. Drainase
Drainase adalah proses
menghilangnya air yang berkelebihan secepat mungkin dari profil tanah. Mudah
atau tidaknya air hilang dari tanah menentukan kelas drainase tersebut. Air
dapat menghilang dari permukaan tanah melalui peresapan ke dalam tanah. Pada
tanah yang berpori makro proses kehilangann airnya cepat, karena air dapat
bergerak dengan lancer. Dengan demikian, apabila drainase tinggi, maka
permeabilitas juga tinggi.
d. Konduktifitas
Konduktifitas didapat
saat kita menghitung kejenuhan tanah dalam air (satuan nilai), untuk membuktikan
permeabilitas itu cepat atau tidak. Konduktifitas tinggi maka permeabilitas
tinggi.
e. Run
off
Run off merupakan air
yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga, apabila run off tinggi maka
permeabilitas rendah.
f. Perkolasi
Perkolasi merupakan
pergerakan air di dalam tanah. Pada tanah yang kandungan litanya tinggi, maka
perkolasi rendah. Sehingga, apabila perkolasi rendah maka permeabilitasnya pun
rendah.
Permeabilitas
tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat
sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong
agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1). ( N.Suharta dan B. H
Prasetyo.2008)
2.5. Tekstur Tanah
Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif dari pasir, debu, dan liat. Nama tekstur
melukiskan penyebaran butiran secara plastisida, keteguhan, penyediaan hara dan
produktivitas suatu wilayah geografis. Di dunia dikenal dua sistem penggolongan
ukuran fraksi berdasarkan USDA (United Department Of Agriculture) dan ISSS
(International Sociaty of Soil Scince) (Pairunan, 1997).
Tanah
terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran
lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock
fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih
halus (< 2mm) disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction). Tekstur
tanah yang berupa partikel memiliki ukuran diameter yang berbeda-beda, yakni :
·
Pasir (sand) : 2 mm – 50 mikron
·
Debu (silt) : 50 - 2 mikron
·
Liat (clay) : < 2 mikron
Klasifikasi
tekstur ini didasarkan pada jumlah partikel yang berukuran < 2 mm. Jika dijumpai
partikel yang > 2 mm, maka penambahan/penyisipan kata-kata berkerikil atau
berbatu ditambahkan pada penamaan kelas tekstur tanah. Sebagai contoh lempung
berbatu. Tekstur tanah ini digunakan untuk menunjukkan kasar atau halusnya
sebuah tanah dari fraksi tanah halus (< 2 mm). Berdasarkan atas perbandingan
banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan kedalam
beberapa macam kelas tekstur.
Tekstur
tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan
perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah
dikelompokkkan ke dalam 12 kelas tekstur
dibedakan berdasarkan presentase kandungan pasir, debu dan liat yaitu: pasir,
pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir, lempung
liat berdebu, lempung berliat, lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat
berdebu, liat (Hardjowigeno, 2003).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.
Penetapan Berat Volume Tanah
Ø Tempat dan Waktu
Praktikum
Fisika Tanah dengan materi “ Penetapan Berat Volume Tanah ” di laksanakan pada
hari Kamis 6 November 2014 pukul 15.00-17.00 WITA di Laboratorium Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar.
Ø Alat dan Bahan
-
Ring Sampel
- Karet Gelang
-
Pisau Lapang - Kertas Label
Ø Cara Kerja :
1.
Timbang tabung kosong, umpamanya
beratnya Y gram.
2.
Taruh tabung tersebut dengan posisi
tegak berdiri pada permukaan tanah yang akan diukur berat volume tanahnya.
3.
Tekan tabung tadi secara perlahan –
lahan sehingga semua tabung masuk kedalam tanah.
4.
Angkat tabung beserta tanahnya, kemudian
bersihkan kotoran yang menempel pada sisi tabung bagian luar, ratakan permukaan
tanah dengan permukaan kedua ujung ring sampel lalu tutup kedua ujung ring
dengan penutupnya.
5.
Ring tersebut dibawa ke laboratorium, kemudian
keringkan dalam oven dengan temperatur 105 derajat celcius, sampai beratnya
konstan.
6.
Timbang tabung beserta isinya, misalnya
beratnya X gram.
7.
Keluarkan tanah dalam ring dan hitung
berat kering tanah dengan jalan mengurangi X dengan Y, misalnya beratnya Z
gram.
8.
Hitung volume tanah atau sama dengan
volume tanah, misalnya volume A cm3.
9.
Hitung berat volume
tanah dengan rumus : Z /A g/cm3

3.2. Penetapan Berat Jenis Partikel
Ø Tempat dan Waktu
Praktikum
Fisika Tanah dengan materi “ Penetapan Berat Jenis Partikel ” di laksanakan pada
hari Kamis 6 November 2014 pukul 15.00 – 17.00 WITA di Laboratorium Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Udayana, Jalan PB. Sudirman Denpasar.
Ø Alat dan Bahan
o
Piknometer/Erlemeyer - Botol Semprot - Neraca
o
Air Bebas Ion - Kompor
Ø Cara Kerja :
1.
Tentukan kadar air tanah kering udara
yang akan dipergunakan atau gunakan tanah kering mutlak.
2.
Timbang piknometer/labu erlemeyer.
3.
Timbang 50 gram tanah kering mutlak,
kemudian dimasukkan ledalam piknometer/labu erlemeyer 100 ml.
4.
Isikan piknometer dengan air bebas ion
atau aquades sambil membilas tanah yang menempel dileher labu sampai terisi
setengah labu.
5.
Didihkan piknometersecara perlahan-lahan
beberapa menit, sesekali labu digoyangkan hati-hati untuk mencegah hilangnya
tanah bersama buih.
6.
Dinginkan labu beserta isinya sampai
mencapai suhu ruangan, kemudian tambahkan aquadest dingin yang telah dididihkan
sebelumnya sampai batas volume, tutup dan bersihkan bagian luar labu dengan lap
yang kering.
7.
Piknometer beserta isinya ditimbang,
misalnya beratnya Z gram.
Z
= Berat tanah + Berat labu + Berat air
Berat air = Z – Berat labu – Berat tanah
( X ),
Berat jenis air = 1, maka berat air sama
dengan volume air.
8.
Hitunglah volume tanah dengan jalan
mengurangi volume labu dan volume air (A).
9.
Hitung berat jenis
partikel dengan rumus : (ρp ) = Y g/cm3.

A
3.3.
Penetapan Permeabilitas Tanah
Ø Tempat dan Waktu
Praktikum
Fisika Tanah dengan materi “ Penetapan Permeabilitas Tanah” di laksanakan pada
hari Kamis tanggal 6 November 2014 pukul 15.00-17.00 WITA di Laboratorium Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Jalan PB. Sudirman Denpasar.
Ø Alat dan Bahan
-
Tanah dalam Ring Sampel - Air Bebas Ion - Tabung Silinder
Ø Cara Kerja :
1.
Contoh tanah diambil dari lapangan
dengan tabung silinder.
2.
Contoh tanah dengan tabungnya direndam
dalam bak air sampai setinggi 3 cm dari dasar bak selama 24 jam. Maksud
perendaman adalah untuk mengeluarkan udara yang ada dalam pori-pori tanah
sehingga tanah menjadi jenuh.
3.
Setelah perendaman selesai, contoh tanah
disambung dengan satu tabung silinder lagi.
4.
Tabung kemudian dipindah kealat
penetapan permeabilitas.
5.
Tambahkan air secara hati-hati setinggi
tabung dan dipertahankan tinggi air tersebut.
6.
Lakukan pengukuran volume air yang
mengalir melalui alat penetapan permeabilitas tanah tersebut dalam waktu
tertentu misalnya 3 menit, 5 menit, atau 10 menit.
7.
Lakukan pengukuran volume air tersebut
sebanyak 5 kali, kemudian hasilnya dirata-ratakan.
8.


Hitung permeabilitas
tanah dengan rumus : K = Q x
L x 1



t h
A
3.4
Penetapan Tekstur Tanah Dengan Cara Pipet
Ø Tempat dan Waktu
Praktikum
Fisika Tanah dengan materi “ Penetapan Tekstur Tanah” di laksanakan pada hari
Kamis tanggal 6 November 2014 pukul 15.00-17.00 WITA di Laboratorium Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar.
Ø Alat dan Bahan
o
Neraca -
Tanah 20 gram kering udara
o
Erlemeyer 500 ml - Aquadest
o
Hot Plate - 15 ml H2O2 30%
o
Pengocok - 45 ml HCL 0,4 N
o
Ayakan -
25 ml larutan Na4P2O7 5%
o
Tabung 1000 ml
o
Pipet
o
Tin
Ø Cara Kerja :
1. Timbang
tanah 20 gram kering udara dan masukkan dalam erlemeyer 500 ml.
2. Tambahkan
15 ml air dan 15 ml H2O2 30% dan kocok memutar dengan
tangan.
3. Biarkan
semalam, Apabila buih banyak tempatkan dalam bak air dan tambahkan alcohol.
4. Tempatkan
diatas hot plate atau pemanas dengan suhu rendah dan tambahkan dengan H2O2
30% sedikit demi sedikit sampai tidak timbul buih.
5. Bila
tanah mengandung CaCO3 bebas, tambahkan 45 ml HCL 0,4 N didihkan 60
menit, biarkan mengendap dan lakukan dekan tasi.
6. Tambahkan
air sampai menjadi ± 300 ml, kemudian ditempatkan diatas hot plate dengan
menaikkan suhu perlahan-lahan dan didihkan selama 1 jam ( untuk menghilangkan
sisa H2O2 30% ) setelah itu didinginkan.
7. Setelah
dingin tambahkan 25 ml larutan Na4P2O7 5% dan
biarkan semalam.
8. Hari
berikut dikocok dengan pengocok ( mixer ) selama 5 menit, lalu pasirnya
dipisahkan dengan ayakan 0,053 mm, pasir dioven dengan suhu 105 derajat celcius
sampai konstan.
9. Filtratnya
untuk penentuan debu dan liat.
·
Penentuan
Debu dan Liat
1. Filtrat
hasil saringan tadi dimasukkan ke dalam tabung 1000 ml dan tempatkan diatas
meja kocok sampai semua larutan mengendap, dan langsung dipipet sebanyak 20 ml
dan catat suhunya.
2. Hasil
pemipetan dipindahkan ke tin timbangan (sebelumnya tin ditimbang dulu). Keringkan
dalam oven selama semalam dengan suhu 105 derajat celcius. I ni menunjukkan
fraksi ± 50 µ = berat B.
3. Diamkan
jangan sampai kena getaran (suhu no.1 menentukan waktu pemipetan yang kedua).
4. Setelah
waktu pemipetan kedua, pipet lagi sebanyak 20 ml, masukkan kedalam tin.
Keringkan dalam oven semalam lalu timbang. Berat ini menunjukkan berat fraksi
yang berukuran lebih kecil dari 50 µ = berat C.
5. Suhu
pemipetan kedua dicatat, untuk menentukan waktu pemipetan yang ketiga.
6. Selama
tepat waktunya, pipet lagi sebanyak 20 ml (seperti no.2) masukkan dalam tin dan
keringkan dalam oven selama semalam. Berat fraksi ini menunjukkan fraksi yang
lebih kecil 2 µ = berat D.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
- Penetapan berat volume tanah
Diket : (ρb) = Z/A
g/cm³
Berat tanah dan ring sample ( X ) = 184,24 g
Berat ring sample ( Y ) = 98.30 g
Diameter ring = 5 cm
Jari-jari ring
= 2,5 cm
Tinggi
ring = 5 cm
jawab
:
Z = X
– Y =
184,24 – 98,30
= 85,94
Volume
ring sample = volume tanah ( A ) = π x r² x t
= 3,14 x 2,5 x 2,5 x 5
=
98,125 cm³

A
= 85, 94
98,125
= 0,875 g/cm³
- Penetapan Berat Jenis Partikel
Diketahui,
·
Berat piknometer = 49,102 gr
·
Berat piknometer beserta isinya ( Z ) =
173,94 gr
·
berat tanah = 50 gr
Ø Berat
air = Z – berat labu – berat tanah
=
173,94 – 49,102 – 50
= 74,838 gr
Ø Berat
jenis air = 1 , maka berat air sama dengan volume air.
Ø Volume
air = 74,838 gr
Ø Volume
tanah = volume labu – volume air
=
100 ml – 74,838 cm3
= 25,162
cm3
Sehingga berat jenis
partikelnya,
Ø Penetapan kadar air
Diket :
Berat tin =
5, 416 gr
Berat tanah + tin =
15,981 gr
Berat tin + tanah kering oven =
14,920 gr
Berat tanah = (berat tanah + tin) – berat tin
= 15,981- 5,416
= 10,565
Berat kering oven = (berat tin + tanah kering oven) – berat tin
= 14,920 - 5,416
= 9,504
Kadar air =
x 100 %

=
x 100 %

=
11,163%
Setelah diketahui kadar air sebesar
11,163 %
Maka,
Konversi kadar air untuk tanah 50 gr =
X 50

=
X 50

=
X 50

=
0,8996 X 50
=
44,98
Dari hasil koreksi dengan kadar air
tersebut maka diketahui:
Berat jenis partikel = 

= 

= 1,788 gr/cm3
3.
Penetapan
porositas tanah
Porositas
total tanah =
x 100%

=
x 100 %

= 0,5 x 100 %
= 50 %
4.
|
Ket : K
= Permeabilitas tanah (cm/jam)
Q
= Banyak air yang mengalir setiap pengukuran (ml)
t = waktu pengukuran (jam)
L
= tebal contoh tanah (cm)
h
= tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah (cm)
A
= luas permukaan contoh tanah (cm2)
Diket :
Q
= 3,7 ml
t =10 menit → 0,16 jam
L
= 4,8 cm
h
= 4,8 cm
A
= 19,625 cm²
|
K
=


= 23,125 x 1 x 0,05
= 1, 178 cm/jam → agak lambat
5.
Penetapan
Tekstur Tanah dengan metode pipet
Diketahui
:
·
Berat Petridis 1 = 49,8 gr
·
Berat Petridis 2 = 48,1 gr
·
Berat Petridis 3 = 48,9 gr
Hasil
percobaan yaitu :
·
Berat Pasir + berat petridis 1 = 51,471
gr
·
Pipet 1 = debu + liat + berat petridis 2
= 48,433 gr
·
Pipet 2 = liat + berat petridis 3 =
49,113 gr
Jadi
hasil perhitungannya :
·
Berat pasir = 51,471 – 49,8
= 1,671 gr
·
Berat liat = 49,113 – 48,9
= 0,213 gr
·
Berat debu + liat = 48,433 – 48,1
= 0,333 gr
·
Berat debu = 0,333 – 0,213
= 0,12 gr
Jumlah pasir, debu, liat dalam volume keseluruhan
1000 ml yaitu :
·
Pipet 1 ( debu + liat ) = ( 0,333 x 50 )
– 0,75
= 16,65 – 0,75
= 15,9 gr
·
Pipet 2 ( liat ) = ( 0,213 x 50 ) – 0,75
=
10,65 – 0,75
= 9,9 gr
Jadi berat :
- Pasir = 1,671 gr
- Liat = 9,9 gr
- Debu = 15,9 – 9,9 = 6 gr
Total keseluruhan ( pasir + liat +
debu ) = 17,571 gr
Berat pasir, debu, liat dalam persen
yaitu :
·
Pasir =
x 100 %

= 0,095 x 100 %
= 9,5 %
·
Liat
=
x 100 %

= 0,563 x 100 %
= 56,34 %
·
Debu =
x 100 %

= 0,341 x 100 %
= 34,15 %
Jadi
teksturnya tergolong dalam “ tanah liat “.
4.2. Pembahasan
- Berat Volume Tanah
Berat
voleme tanah merupakan petunjuk kepadatan tanah, makin padat tanah maka berat
volume tanah akan semakin tinggi yang berarti makin sulit untukmeneruskan air
dan ditembus oleh akar tanaman. Pada umumnya
berat volume tanah untuk tanah pertanian yaitu sekitar 1,1 - 1,6 gr/cm3.
Berat volume tanah yang diperoleh dari hasil percobaan yaitu 0, 875 gr/cm3,
hal ini menunjukkan bahwa berat volume tanah cukup rendah sehingga dapat
dikatakan bahwa tanah liat yang kami pakai sebagai sampel dalam percobaan tidak
cocok untuk digunakan sebagai tanah pertanian. Cukup rendahnya berat volume
tanah yang diperoleh bias jadi dikarenakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi berat volume tanah, seperti struktur tanah, pengolahan tanah, dan
bahan penyusun tanah serta iklim yang membentuk tanah tersebut.
- Berat Jenis Partikel Tanah
Berat
jenis partikel tanah merupakan perbandingan dari massa total padatan dengan total
volume di dalamnya tidak termasuk ruang pori yang ada. Berat jenis partikel
tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah dan bahan organik yang terkandung dalam
tanah. Berat jenis partikel tanah yang diperoleh dari hasil percobaan yaitu
1,788gr/cm3, hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut mempunyai
berat jenis partikel yang sedang. Berat jenis partikel tanah tersebut dapat
dipengaruhi oleh tekstur tanah, karena tanah yang digunakan adalah tanah liat
sehingga berat jenis partikelnya lebih rendah dibanding dengan tekstur pasir.
Semakin kasar tekstur tanah maka berat jenis partikelakan semakain tinggi.
Berat jenis partikel tanah digunakan dalam pergerakan partikel tanah dan air,
laju pengendapan dan perhitungan porositas tanah.
- Porositas Tanah
Porositas
adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu
volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator
kondisi drainase dan aerasi tanah. Porositas tanah hasil percobaan yang diperoleh
dari perhitungan data berat volume tanah dan berat jenis partikel tanah yaitu 50%,
menunjukkan bahwa porisitas tanah tersebut sedang atau baik. Porositas tanah
yang baik adalah tanah yang mempunyai porositas tidak terlalu tinggi juga tidak
terlalu rendah yaitu tanah yang mempunyai ruang pori yang cukup sehingga mudah
untuk menyerap air permukaan dan mudah di tembus oleh akar tanaman, namun juga
mampu menahan air tersebut supaya tidak cepat turun ke lapisan berikutnya
sehingga tidak bias dimanfaatkan oleh tanaman.
- Permeabilitas Tanah
Permeabilitas
adalah kecepatan masuknya air pada tanah dalam keadaan jenuh. Permeabilitas
tanah berhubungan erat dengan drainase tanah, apabilai permeabilitas tanah terlalu
tinggi atau terlalu rendah maka drainasenya akan buruk. Hasil percobaan dari
sampel tanah liat permeabilitasnya yaitu 1,178 cm/jam yang berarti bahwa
permeabilitas tanah tersebut agak lambat. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang
diperoleh sesuai dengan karakteristik tanah liat yaitu mempunyai permeabilitas
yang lambat. Tanah yang mempunyai permeabilitas lambat cocok untuk digunakan
sebagai tanah pertanian untuk tanaman yang membutuhkan banyak air selama pertumbuhannya seperti padi. Pada lahan
yang tergenang jika permeabilitas tanahnya lambat maka drainasenya akan buruk
sehingga air akan mudah tertahan oleh tanah dan tidak cepat hilang.
- Tekstur Tanah dengan Metode Pipet
Pengujian
tekstur tanah dapat dilakukan dengan berbagai macam metode salah satunya yaitu
dengan cara menggunakan metode pipet. Pada metode ini untuk menghitung berat
dari fraksi debu danliat yaitu dengan cara pemipetan. Hasil dari pemipetan
tersebut dikurangi dengan berat Calgon terlebih dahulu yaitu sebesar 0,75 untuk
memperoleh hasil akhirnya. Pada percobaan dengan menggunakan tanah liat, kami memperoleh
hasil yang kemudian kami cocokkan pada segitiga tekstur ternyata hasinya sama yaitu
tanah tersebut termasuk ke dalam tekstur liat. Hal tersebut ditunjukkan dengan prosentase
fraksi liat yang lebih mendominasi dariketiga fraksi yang ada yaitu sekitar
53,64%.
BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
- Tanah liat yang dipakai sebagai sampel dalam percobaan menunjukkan berat volume tanah yang cukup rendah yaitu 0,875 gr/cm3, sehingga dapat dikatakan bahwa tanah tersebut tidak cocok untuk digunakan sebagai tanah untuk lahan pertanian.
- Tanah liat yang dipakai sebagai sampel dalam percobaan menunjukkan berat jenis partikel tanah yang sedang yaitu 1,788 gr/cm3, hal ini menunjukkan bahwa tanah dengan tekstur liat mempunyai berat jenis partikel lebih rendah dibanding dengan tanah yang bertekstur pasir.
- Porositas tanah pada tanah liat yang digunakan sebagai sampel percobaan yaitu 50%, menunjukkan bahwa porositas tanah tersebut cukup baik.
- Hasil percobaan dari sampel tanah liat permeabilitasnya yaitu 1,178 cm/jam yang berarti bahwa permeabilitas tanah tersebut agak lambat. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan karakteristik tanah liat yaitu mempunyai permeabilitas yang lambat.
- Pengujian tekstur tanah dapat dilakukan dengan berbagai macam metode salah satunya yaitu dengan cara menggunakan metode pipet.
5.2. Saran
Setelah melaksanakan
beberapa praktikum fisikah tanah, kami mempunyai beberapa saran diantaranya :
1. Sebaiknya
praktikum dilaksanakan secara satu persatu sesuai dengan panduan praktikum yang
telah disediakan, bukan secara bersamaan.
2. Sebaiknya
pada saat praktikum mahasiswa harus lebih aktif untuk bekerja sendiri bersama
kelompok masing-masing.
3. Sebaiknya
waktu yang disediakan untuk praktikum lebih banyak, supaya lebih tepat dan
sesuai dalam pengerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar